Tulisan saya kali ini adalah tentang Sejarah kota kecil yang diselimuti gunung, ramah, ayem. tentrem dan penuh pesona yaitu "TRENGGALEK"
Trenggalek sejauh ini dianggap berasal dari kata “terang” dan “gale”, diartikan sebagai terang ing galih dan sering dikontraskan dengan makna Tulung Agung. Trenggalek diaartika nsebagai daerah yang memperoleh karunia melalui hati yang jernih, dan Tulungagung dianggap sebagai orang yang“memberi pertolongan besar”Pada kenyataannya hal itu tidak benar, berdasarkan sejarah yang ditulis dalam manuskrip Kraton Kesunanan Surakarta kata Trenggalek secara sederhana adalah kota gaplek. Daerah penghasil gaplek jenis ini ialah kecamatanBendungan,Kampak, Munjungan, Panggul, Pule, dan Watulimo. Di antara daerah tersebut,gaplek dariBendungan di lereng gunungWilis dianggap yang paling unggul.Dari sebutangaplek yang berasal dari ketela yang “terang” lama-lama berubah menjadi “Trenggalek”. Dari sebutan gaplek yang berasal dari ketela yang “terang” lama-lama berubah menjadi “Trenggalek”.Kata Trenggalek kemudian dipopulerkan di antaranya dalam tembang dan wangsalan, seperti:“Pohung garing, ayo mampir menyang Trenggalek.” Pohong garing artinya gaplek (Purwadi,2009:23).
Namun ada suatu hal yang tak pernah bisa dihapuskan dari sejarah berdirinya Trenggalek atau Kadipaten Trenggalek yakni akan cerita yang melegenda dan diingat turun temurun oleh rakyat Trenggalek. Yaitu tentang Tokoh Aryo Menak Sopal
Salah satu tokoh terkenal di Trenggalek adalah Dyan Arya Menak Sopal lebih dikenal dengan nama Menak Sopal, salah seorang bupati atau penguasa Trenggalek. keterangan resmi mengenai Menak Sopal belum banyak ditulis, akan tetapi situs berupa makam dapat dijumpai di dusun Bagong, kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek. Menak Sopal dikenal sebagai pahlawan bagi kaum tani di Trenggalek, usahanya untuk membangun sebuah dam atau waduk beserta saluran irigasi yang menyertainya berkembang menjadi sebuah legenda yang mengiringi tradisi sedekah bumi yang sampai saat ini dilaksanakan oleh kaum tani di kelurahan Ngantru pada bulan Sela. Konon, saat membangun waduk tersebut, Menak Sopal dan pengikutnya mengalami kesulitan karena selalu saja bangunan yang membendung kali Bagong itu jebol. setelah bertapa beberapa hari akhirnya, Menak Sopal mengetahui jika penyebab jebolnya bangunan waduk tersebut karena ulah siluman bajul putih yang menguasai sungai tersebut. Setelah bertemu dengan siluman bajul putih, akhirnya sang siluman bersedia untuk tidak mengganggu pekerjaan besar Menak Sopal dengan meminta tumbal seekor gajah yang berkulit putih pula. Singkat cerita dengan sedikit tipu muslihat, Menak Sopal berhasil menyediakan tumbal Gajah Putih kepada Bajul Putih. Untuk diketahui pemilik Gajah Putih di daerah Wengker hanya ada satu orang yaitu seorang janda di daerah Ponorogo.
Siapakah Aryo Menak Sopal ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar